Cari Blog Ini

Senin, 06 Desember 2010

Sisi Lain MUSDA PKS Manggarai Barat

Ada sisi lain yang menarik ketika MUSDA ke -2 PKS Manggarai Barat. Usai di lantik menjadi Ketua DPD PKS Manggarai Barat, saya di datangi teman-teman wartawan Pos Kupang dan Flores Pos. Mereka adalah rekan seprofesi saya, di saat saya aktif menjadi Wartawan RRI Ende Daerah Manggarai Barat sejak tahun 2008. Sebelum mereka mencerca saya dengan banyak pertanyaan, rekan saya Gins Wartawan Pos Kupang berbisik. “Bang, berapa kos politik yang abang keluarkan untuk memenangkan pertarungan untuk menjadi orang nomor satu di PKS Manggarai Barat”. Saya hanya tersenyum, sambil menepuk punggungnya, dan saya katakan, tak sepersenpun kocekan rupiah yang saya keluarkan untuk menjadi ketua PKS Manggarai Barat. Tatapan matanya seolah tak percaya dengan kata-kata saya. Lalu kemudian, sedikit saya berkelakar tentang mekanisme dan tradisi Pemilihan Ketua di internal PKS.

Saya katakan, landasan PKS untuk menentukan pemimpinnya adalah “ Jangan berikan pemimpin kepada mereka yang memintanya, dan jangan berikan pemimpin kepada mereka yang memang tidak mau untuk memimpin “. Sehingga tidak ada hingar bingar, kasak-kusuk dari tim sukses yang ingin memenangkan jagoannya. Jadi, tidak ada rival-rivalan dalam PKS, tidak ada lawan dalam pemilihan Ketua. Yang ada hanya kawan yang sama-sama siap berkontribusi untuk partai. Dan bagi saya, tidak ada sesuatu yang amat istimewa menjadi seorang Ketua Partai.
Di tengah saya menjelaskan tentang mekanisme pemilihan ketua di internal PKS, rekan saya Ndarung wartawan Flores Pos, celetuk bertanya, “ Ah, mungkin abang mainnya di Kupang”. Terhadap pertanyaan ini saya katakan, justru yang main mata dengan DPW yang terlebih dahulu di coret menjadi nominasi kepengurusan. Labih lanjut saya jelaskan, semua kita pada posisi menunggu keputusan DPW, sebagai kader partai, kami hanya bisa dengar dan kami laksanakan, tidak lebih dari itu. Cercaan pertanyaan dari dua rekan wartawan diatas adalah sesuatu yang teramat wajar, karena mamang seperti itulah yang kerap kita jumpai pada partai-partai lain dalam prosesi pemilihan ketua. Tidak sedikit kocekan rupiah yang keluar hanya untuk menjadi ketua Partai. Kubu-kubuan sebelum pemilihan ketua nampak terlihat jelas saat proses sidang berlangsung.

Disinilah sebetulnya, kelihaian kader PKS dalam memahamkan Partai Dakwah ini kepada khalayak, kemampuan komunikasi dan kehebatan berdiplomasi sangat di butuhkan seorang pemimpin PKS dalam menterjemahkan nilai-nilai luhur Islam kepada masyarakat. Dan media adalah salah satu sarana untuk mensosialisasikan ruh perjuangan PKS itu. Membangun relasi dengan kalangan pers adalah suatu keharusan bagi PKS. Dan bahkan Montesqiu seorang filosuf Yunani, menempatkan Pers sebagai salah satu pilar demokrasi setelah Ekskutif, Legislatif dan Yudikatif.

Tidak ada komentar: