Cari Blog Ini

Minggu, 25 April 2010

490 Peserta UN SMA/MA/SMK Manggarai Barat Tidak Lulus UN


SUMARDI - RRI ENDE Sebanyak 490 siswa Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan – SMA/MA/SMK di Kabupaten Manggarai Barat tidak lulus Ujian Nasional atau UN dari 1.172 peserta Ujian Nasional tahun 2010. Tingkat Kelulusan UN di Kabupaten Manggarai Barat mencapai 56,53 persen, kondisi ini sangat memperihatinkan bila di bandingkan dengan prosentase kelulusan pada tahun 2009, yaitu mencapai 72 persen// Hal ini di kemukakan, Adrianus Durhaman, S.Pd, MM,  Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Barat. Sementara bagi siswa yang tidak lulus pada Ujian Nasional pertama jangan bersedih hati dan kecewa, karena akan ada ujian susulan yang di selenggarakan pada tanggal 10 -14 mei 2010. Turunya prosentase UN tahun ini, menurut Adrianus di sebabkan kurangnya tenaga pendidik pada beberapa bidang studi UN di beberapa sekolah, disamping kurangnya, kompetensi guru, selain itu pelaksaanaan ujian yang terlalu cepat juga merupakan salah satu factor turunya prosentasi kelulusan tahun ini. Untuk mengantisapisi kondisi tersebut, kedepannya Dinas Penddidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Barat, akan mengoptimalkan peran pengawas sekolah, untuk terus melakukan suprevisi untuk mendeteksi persoalan-persoalan pemeblajaran yang di hadapi sekolah. Pantuan RRI di MAN  Labuan Bajo, isak tangis bagi yang gagal dalam ujian dan bahagia bagi yang lulus , mewarnai pembagian Amplop kelulusan di sekolah tersebut. Dari 15 SMA/MA/SMK yang ada di Kabupaten Manggarai Barat, hanya MadrsahAliyah Jabal Nur Watu Lendo, Siru yang prosentasinya 100 persen.

Minggu, 18 April 2010

KPU Mabar Menetapkan Nomor Urut Paket Pilkada

SUMARDI-RRI ENDE Komisi pemilihan umum kabupaten Manggarai Barat menetapkan nomor urut paket bakal calon bupati dan wakil bupati Manggarai Barat yang akan berkompetesi pada pemilukada awal Juni mendatang. Penetapan nomor urut paket di hadiri oleh delapan paket, yang lolos seleksi administrasi oleh KPU Kabupaten Manggarai Barat. Paket dengan nomor urut pertama di tempati oleh Ir. Wempy Hapan dan Ir. Monaldus Nadjib atau paket PANJI, sementara paket FIVA atau Drs. Fidelis Peranda dan Drs. Patah Finsensius, M.Si berada pada urutan kedua. Disamping itu paket MASHUR atau Matius Hamsi, S.Sos dan Theodorus Hagur, menempati nomor urut ketiga. Sementara Drs. Yoseph Ardis dan Bernadus Barat Daya, SH, MH atau paket YES bertandang pada nomor urut keempat.Disamping itu, paket SAR atau Sevarianus Dagun dan Fransiskus Sukmaniara,berada pada urutan kelima. Sementara paket PALMA Drs. Paul Serak Baut, M.Si dan Drs. Malada Petrus, MM, berada pada urutan kelima. Paket DAMAI atau Drs. Antony Bagul Dagur, M.Si dan H. Abdul Asis, Sos, atau berada pada urutan ke tujuh dan PAket Gusti atau Drs. Gusti Dula dan Drs. Gaza Maximus, M.Si berada pada nomor urut yang ke delapan. Penetapan nomor urut ini tidak hanya di hadiri oleh delapan paket akan tetapi sejumlah partai pendukung paket dan simpatisan juga turut menyaksikan pengundian nomor urut Paket Pemilu kada tersebut.

KPU Mabar Menetapkan 8 Paket Pemilu Kada 2010

SUMARDI – RRI ENDE Komisi Pemilihan Umum –KPU Kabupaten Manggarai Barat, menetapkan delapan paket pasangan bakal calon, yang memenuhi syarat, dari delapan paket yang mendaftar di KPU Kabupeten Manggarai Barat, untuk di calonkan, menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Manggarai Barat, periode 2010 – 2015. Demikian di kemukakan Ketua KPU Kabupetan Manggarai Barat, Thomas Dohu, S.Hut yang tertuang dalam Surat Keputusan, KPU Kabupaten Manggarai Barat, Nomor : 40/Kpts/KPU-Kab/Kota-018 434 062/2010, tentang Penetapan Pasangan calon kepala daerah, dan wakil kepala daerah kabupaten Manggarai Barat, tahun 2010. Dari delapan pasangan calon tersebut dua, diantaranya maju melalui jalur perseororangan yaitu, Drs. Paul Serak Baut, M.Si dan Drs. Malada Petrus, MM atau paket PALMA, dengan memperoleh 17.558 dukungan. Semntara itu, Sevarianus Dagun dan Fransiskus Sukmaniara, atau paket SAR mempeoleh 18.100 dukungan. Di samping itu, enem paket lainnya di dukung oleh sejumlah Partai Politik, diantaranya adalah Drs. Gusti Dula dan Drs. Gaza Maximus, M. Si, atau paket GUSTI, di dukung oleh PAN, PPDI, Demokrat, PKNU dan Partai Pelopor. Paket DAMAI, Drs. Antony Bagul Dagur, M.Si dan H. Abdul Aziz, S.Sos, di dukung PKS, PDS dan PBB. Sementara paket PANJI, Ir. Wempy Hapan dan Ir. Monaldus Nadjib, di dukung oleh PKPB, PPI, PPIB dan PKIB. Sementara paket MASHUR Matius Hamsi, Sos dan Theodorus Hagur, di dukung oleh Golkar dan Partai Karya Perjuangan. Sementara paket FIVA, Drs. Fidelis Peranda dan Drs. Patah Finsensius, M.Si, di dukung oleh PDIP, Hanura, PKPI, PDK dan PSI dan paket YES, Drs. Yoseph Ardis dan Bernadus Barat Daya, SH. MH di dukung oleh sejumlah partai Politik non sit, seprti PMB dan PBR

4 Desa di Kecamtan Lembor Kabupaten Manggarai Barat terancam Kelaparan

SUMARDI - RRI ENDE Sejumlah Desa di kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat terancam rawan pangan, hal di sebabkan menyusul empat Desa di Kecamtan Lembor gagal panen. Keempat desa yang di maksud adalah Desa Nanga Bere, Benteng Dewa, Siru dan Desa Wae Wako. Kondisi hujan yang tidak menentu merupakan penyebab tanaman padi petani ladang mati. Hal ini di kemukakan Syakar Abdul Jangku, M.Si, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, ketika melakukan Jaring Aspirasi -Reses, di sejumlah desa di Kecamatan Lembor. Syakar Abdul Jangku berharap agar Pemerintah Daerah, segera melakukan langkah positif guna menyelematkan masyarakat dari dari bencana ini. Lebih lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, jika kindisi ini terus di biarkan, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan terancam kelaparan yang hebat. Harun , salah seorang warga Kolong Desa Siru, Kecamatan Lembor mengatakan, ada sekitar ratusan hektar ladang petani di deasnya gagal panen, lebih jauh harun mengatakan, pada saat padi tengah berbunga kondisi hujan sudah tidak ada lagi, padahal saat itu padi ladang sangat membutuhkan air. Pantuan RRI di Desa Siru, nampak padi para petani ladang sudah mulai mongering. Bahkan beberapa petani membiarkan ternak mereka untuk memakan padi yang sudah mulai tidak hijau lagi. Jika tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah daerah, untuk menanggulangi kondisi tersebut, maka tidak menutup kemungkinan dua tiga bulan kedepan, masyarakat akan makan raut atau ubi hutan sebagai alternatif, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sabtu, 17 April 2010

Mencari Pemimpin Manggarai Barat yang Visioner

Ibarat adu lari, Manggarai Barat sudah kalah sejak pistol star diletuskan. Teknik berlari yang sudah kuno, membuat “pelari” Manggarai Barat tertinggal jauh di lintasan. Untuk mengejar ketertinggalan, “pelari” Manggarai Barat memerlukan teknik baru agar dapat berlari tiga kali lebih cepat. Teknik baru dalam berlari, hanya mungkin lahir jika Manggarai Barat memiliki pemimpin yang visioner. Seperti apa pemimpin visioner itu? Bung Hatta yang direkam oleh tinta Sejarah kilas tapak perjuangannya, pernah mengemukakan syarat seorang pemimpin visinoner dalam satu kalimat yang lugas namun memiliki sejuta makna yang mendalam yaitu: iman yang teguh, watak yang kukuh dan urat saraf yang kuat.

disamping itu pemimpin visioner adalah pemimpin yang mempunyai komitmen kerja cepat, kerja cerdas dan yang tak kalah penting adalah kerja tuntas serta bekerja cepat seperti mata. Ia bukan sekadar mata yang bergerak secara acak, melainkan harus menjadi mata yang jeli melihat sesuatu yang belum terlihat atau bahkan sama sekali tidak terlihat rakyatnya. Bukan itu saja, ia pun sanggup menyakinkan dan mengajak rakyatnya untuk memperjuangkan pandangan masa depannya dengan penuh optimisme

Untuk menjadi pemimpin bermata jeli, seorang pemimpin harus berkarakter, punya kredibilitas, menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan. Mari kita elaborasi serba sedikit soal ini. Pertama, berkarakter. Pemimpin berkarakter sudah barang tentu bukan sosok karbitan atau yang hanya mengandalkan pengalaman jabatan, jam terbang politik, dan deretan panjang aktivitas kemasyarakatan, tanpa catatan prestasi yang jelas dalam semua kiprahnya itu.Pemimpin berkarakter adalah pemimpin yang mampu membuat skenario masa depan bagi rakyat dan memperjuangkan skenario itu dengan melakukan perubahan mendasar dalam pemerintahan dan masyarakatnya dengan bertopang pada nilai-nilai masyarakatnya sendiri.

Kedua, kredibilitas. Ini menyangkut komitmen, integritas, kejujuran, konsistensi dan keberanian seorang pemimpin untuk bertanggung jawab atas pilihannya. Bukan jenis pemimpin dengan mental “tempe”, selalu ragu-ragu dan serba lambat mengambil keputusan diantara sekian banyak pilihan yang memang mustahil sempurna. Pemimpin yang kredibilitasnya mumpuni, sejak semula berkuasa siap mempertanggungjawabkan kegagalan tanpa mencari kambing belang. Ia lebih suka mencari apa yang keliru untuk diperbaiki ketimbang mencari siapa yang patut disalahkan. Kredibilitas juga mengandung pengertian adanya ketenangan batin seorang pemimpin untuk memberikan reaksi yang tepat terutama dalam kedaaan kritis. Selain tentu, saja kredibilitas juga menyangkut aspek kecakapan dan ketrampilan tehnis memimpin.

Ketiga, inspirasi keteladanan. Boleh jadi ini aspek kepemimpinan yang terpenting dan sekaligus teramat sulit untuk kita temukan kini. Banyak pemimpin di negeri ini yang gagal menjadi sumber inspirasi keteladanan. Mereka tidak sanggup berdiri di barisan terdepan dalam memberi teladan dari dirinya dan lingkungan kekuasaannya yang terdekatnya. Pemimpin yang inspiratif, semestinya sanggup secara otentik menunjukkan ketulusan satunya ucapan dengan tindakan, satunya seruan dengan pelaksanaan, satunya tekad dengan perbuatan.
Keempat, menumbuhkan harapan. Kita tahu tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah kini begitu rendah. Pemerintah seperti bebek lumpuh yang kehilangan daya. Alih-alih mampu menggugah dan mengerakkan rakyatnya, bahkan niat baik pemerintah pun acapkali disalahpahami oleh rakyatnya sendiri. Pemimpin yang memberi harapan adalah pemimpin mampu menjadikan harapan rakyatnya sebagai roh kepemimpinannya. Tidak sebaliknya, secara egois menjadikan harapannya seolah-olah sebagai harapan rakyatnya. Ada adigium yang menyangkut soal ini: “Kebijakan dan tindakan seorang pemimpin atas rakyat yang dipimpin, haruslah terkait langsung dengan kesejahteraan mereka. Jelaslah sudah, seorang pemimpin yang melalaikan kewajibannya mensejahterakan rakyatnya teramat dicela, sebab ia gagal menumbuhkan harapan bagi rakyatnya.

Titik sentral perubahan di Manggarai Barat ada pada kepemimpinan. Carut-marut keadaan ini kian tidak menentu ujung-pangkalnya lantaran daerah ini sedang landa tsunami krisis kepemimpinan. Kita tidak pernah kekurangan penguasa. Buktinya, setiap musim pemilihan tiba, stok calon penguasa berlimpah adanya. Tetapi kita jelas sedang dihantam paceklik panjang kepemimpinan. Apa buah dari paceklik ini? Taruhan terbesarnya ada pada kesinambungan pembangunan. Selama ini, kegagalan kita membangun bukan karena kita gagal membangun, tetapi lebih karena kita gagal mempertahankan kesinambungan pembangunan.

Para penguasa yang datang silih berganti, seperti tidak punya benang merah yang mempertautkan mereka. Inilah buah dari cara penguasa mengelola pembangunan yang hampir sepenuhnya memaknainya sebagai struggle for power belaka. Pembangunan katanya, adalah urusan politik lima tahunan masa berkuasa. Pandangannya sebagai penguasa begitu terbatas karena sekat politik yang ia buat sendiri. Cara pandang yang terlalu politik dalam melihat pembangunan jelas berdampak destruktif. Pertama, membuat banyak penguasa berfikir dengan cara apapun ia harus kembali berkuasa. Kedua, penguasa baru biasanya akan menumbang-rubuhkan bangunan yang diwariskannya dari penguasa lama. Apa yang sudah baik tidak dilanjutkan. Apa yang buruk, tidak jadi pelajaran. Di sini ada semangat tumpas kelor yang mematikan kesinambungan pembangunan.

Dalam konteks pemimpin yang visioner, jelas cara pandang mengelola pembangunan harus diubah. Pembangunan harus dimaknai sebagai isu manajemen. Yakni, bagaimana seorang pemimpin melakukan proses pembanguan yang berkeadilan dan berkesinambungan. Apapun alasannya, siapapun yang memerintah dan apapun tantangannya, isu utama seorang pemimpin bukan lagi struggle for power, melainkan bagaimana ia mengoptimalkan aset yang ada untuk menciptakan kesinambunagn kemajuan. Ini penting sekali, agar arah pembangunan dalam skala apapun tidak kehilangan visinya. Pemimpin yang visioner tidak boleh membuat rakyatnya galau, gelisah, lalu bertanya-tanya dengan hati gundah: mau dibawa kemana gerangan kami ini?

Mengapa kita perlu pemimpin yang visioner? Pemimpin yang mengelola pembangunan sebagai proses pembentukan nilai yang berkeadilan dan berkesinambungan, bukan hanya sekadar berkuasa untuk lima tahunan? Sederhana saja jawabannya, tanpa semua itu pemimpin akan gagal mengajak rakyatnya untuk bergerak untuk mengatasi carut-marut keadaan. Rakyat yang enggan diajak bergerak menjemput perubahan adalah pertanda gagalnya kepemimpinan. Di sana tidak muncul pemimpin berkarakter kuat, punya kredibilitas terjaga, sanggup menjadi inspirasi keteladanan dan mampu menumbuhkan harapan.

Dalam carut marut keadaan kita terus bermimpi datangnya pemimpin yang membawa perubahan. Tetapi apa boleh buat yang ada baru sekadar pemimpin yang pandai menjual mimpi-mimpi politik serta lihai dalam mencari simpati rakyat. Kita belum menenmukan pemimpin yang punya kerendahan hati, seperti Abu Bakar yang berkata menjelang pelantikan dirinya sebagai Pemimpin, Saya bukanlah yang terbaik di antara kalian, maka jika kalian ketahui saya benar, bantulah saya. Dan jika kalian ketahui saya menyeleweng, luruskan saya. Rakyat Manggarai Barat tentu berharap bahwa, Gong Pilkada yang akan di tabuh pada pertengahan tahun 2010 mendatang adalah momentum yang tepat untuk memilih pemimpin yang bermata jeli dan visioner. Semoga.