Cari Blog Ini

Senin, 22 November 2010

Ketika Penyakit Superioritas Melanda Aktivis Dakwah

Nampaknya, sudah terlampau jauh kita melangkah dalam dakwah. Dalam rentangan waktu itu pula, ada banyak dinamika yang kita lalui dan kita lewati. Dinamika itu, semestinya semakin mendewasakan kita dalam menghadapi persoalan dan tantangan dakwah. Namun dalam kenyataannya, justru kita terus menggerutu dan masih jalan ditempat dalam menyikapi dinamika itu. Belum dewasa dalam menghadapi persoalan dan tantangan dakwah, itu mungkin menjadi tantangan kita. Menjadi orang tua itu pasti, namun menjadi dewasa itu mungkin pilihan.

Superioritas, memandang diri lebih dari yang lainnya, juga diantara penyakit-penyakit dakwah yang dalam hemat saya yang tengah kita hadapi saat ini. Superioritas intelektual, menjadikan pelakunya merasa paling bisa, paling hebat, paling pandai. Sehingga, yang ada dalam benaknya adalah, kalau bukan saya pekerjaan itu tidak tuntas. Superioritas usia tarbawiyah, penyakit ini menghantarkan pelakunya pada sikap acuh tak acuh dan apatis dengan yang lainnya. Sikap ini, biasanya terekespresi dalam mengemukakan pendapat dalam majelis syuro, seolah memberikan instruksi yang mesti di amini oleh orang-orang disekitarnya.
Superioritas ruhiyah, penyakit ini akan dapat membuat pelakunya merasa amal ibadahnya lebih baik dari yang lainnya, dan ini dapat terlihat dari ekspresi dirinya ketika menyampaikan tausiyah-tausiyah ruhaniyah. Muatan tausiyahnya seolah menggurui dengan yang lainnya. Sementara pada saat yang sama kita lupa bahwa, David

Beckham kapten Timnas andalan Inggris menjadi pemain terbaik dunia, karena ia di topang oleh tim kesebelasan yang handal, solid dan kuat. Saya, dan juga mungkin kita semua berharap bahwa, sekiranya catatan-catatan kecil ini, akan menjadi bahan refleksi dan evaluasi diri, refleksi dan evaluasi jama’ah dakwah. Sehingga kita mampu, dan dapat menatap dakwah dengan langkah yang sedikit agak mantap dari sebelumnya. Wallahu’alam

Senin, 08 November 2010

Menterjemahkan Visi Misi PKS dengan Pendekatan Kultur

(Tanggapan atas Comment Kae Ahmad Adil* atas tulisan saya "AMBISI POLITIK PKS MABAR)

Nampaknya menarik untuk merespon masukan-masukan dan rekomendasi-rekomendasi Kae Ahmad Adil atas tulisan saya di akun facebook tentang “AMBISI POLITIK PKS Manggarai Barat ”. Satu hal yang mesti kita apresiasi adalah bahwa, Kae Ahmad Adil merasa PKS adalah bagian yang terintegral dari dirinya, karenanya ia memberikan rekomendasi-rekomendasi yang ilmiah untuk kemajuan PKS Manggarai Barat, dan ini sebetulnya bukti tanggung jawab moralnya atas realitas PKS Manggarai Barat dan kondisi umat Islam di Manggarai Barat saat ini. Sebagai putra asli Manggarai Barat, yang berada diperantuan Kae Ahmad Adil terus memantau perkembangan PKS Manggarai Barat. Pertanyaannya kemudian adalah, kenapa mesti PKS, dan bukan yang lainnya ?. Dalam hemat saya, Kae Ahmad Adil sadar dan dengan penuh keyakinan yang kuat, bahwa PKS adalah satu-satunya partai Islam yang menjadi tumpuan harapan ummat. Dan ini mesti harus dijawab dengan kerja-kerja nyata oleh kader-kader PKS Manggarai Barat.

PKS Manggarai Barat harus mampu menghantarkan tiga kader terbaiknya untuk duduk di kursi legislative pada pemilu 2014 mendatang. Ia merupakan amanat Muswil ke-2 PKS NTT. Cita-cita politik ini harus di jawab dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas oleh kader-kader PKS Manggarai Barat. Menanggapi tulisan diatas Kae Ahmad Adil dalam commentya mengtakan untuk merealisasikan cita-cita politik itu “PKS Manggarai Barat harus mampu menterjemahkan visi misi partai dengan pendekatan budaya, tentu dengan tidak menghilangkan substansi dari visi misi itu“. Setiap daerah pasti memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda. Manggarai Barat pun demikian, masyarakatnya tentu memiliki takaran-takaran nilai, etika, estitika yang mereka anut dan mereka yakini kebenaranya. Dan PKS semestinya menghormati itu, dan jadikan ia sebagai khasanah pengetahuan untuk kemudian dipelajari dengan seksama, sehingga PKS mampu berbaur dan masuk serta menyelam ke dalam lubuk hati masyarakat. Mereka mempunyai tata karma, dan etika pergaulan sosial yang memang berbeda dengan daerah-daerah lain. Pelanggaran terhadap tata krama dan etika pergaulan social, akan berdampak pada pengisolasian sosial dan ini akan berdampak pada sulitnya PKS mengakses mereka lebih dalam.

Dalam pandangan saya, belum ada kader PKS Manggarai Barat yang benar-benar memahami budaya Manggarai Barat secara mendalam, kader-kader PKS Manggarai Barat lebih banyak menghabiskan waktunya di negeri perantuan untuk mencari ilmu. Dan oleh karennya, waktu untuk mempelajari adat dan budaya daerah nyaris tiada. Tapi, tidak kemudian kita apatis untuk belajar serta mempelajari adat dan budaya daerah. Budaya Pa’u Tuak atau Pa’u Manuk, acapkali kita jumpai di daerah daratan pedalaman, dan ini setidaknya membutuhkan keahlian khusus untuk menjawab Jaong Adat tersebut. Kondisi ini mengingatkan saya pribadi, ketika Tu’a Golo Datak Desa Golo Ronggot, menyerahkan sebidang tanah waqaf untuk pembangunan masjid di daearah itu, penerimaan saya dan teman-teman dilakukan secara adapt, dengan Pa’u Ca Botol Tuak Agu Ca Manuk Bakok. Karena rata-rata yang datang adalah anak-anak muda yang belum memahami betul adat dan budaya, maka kami hanya bisa menjawab Jaong Adat itu dengan senyum simpul khas anak muda dan menyerahkan uang seadanya sebagai imbalan atas Pa’u Ca Botol Tuak Agu Ca Manuk Bakok.

Pada saat yang sama Kae Ahmad Adil juga berkomentar “Untuk mencapai cita-cita politiknya, PKS Manggarai Barat juga harus melakukan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treatment). Analisis SWOT dipandang perlu dalam sebuah organisasi, hal ini di maksudkan dalam kerangka untuk memetakan, merumuskan, mengolah, menganalisis dan mengekskusi target-target politik yang ingin diraih. Analisasi SWOT akan menjadi penting, karena ia adalah pijakan dan refrensi ilmiah dalam mengoperasionalkan kerja-kerja partai. Dengan melakukan analisis SWOT PKS Manggarai Barat, akan dapat mengetahui kekuatan-kekuatan mereka, sehingga dengan itu, mereka dapat mempertahankan kekuatan-kekuatan yang ada dan tetap berupaya agar kekuatan-kekuatan itu dapat dimaksimalkan di masa-masa mendatang. Tidak hanya itu, Analisis SWOT, akan mengetahui kelemehan-kelemahan mereka, sehingga dengan itu, mereka dapat melakukan langkah-langkah prefentif, agar kelemahan-kelemahan itu bisa di antispatif sedini mungkin. Kemudian dengan analisis SWOT juga, akan dapat mengetahui peluang-peluang kemenangan yang mesti mereka rebut. Dan dengan analisis SWOT PKS Manggarai Barat, akan dapat mengetahui ancaman-ancaman yang dapat menghalau cita-cita politik mereka, untuk mendapatkan tiga kursi pada pemilu 2014 mendatang.

* Ahmad Adil adalah Magister Ilmu Komputer Putra Lembor, Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika -STMIK Bumigora Mataram NTB



Jumat, 05 November 2010

Desa Siru di Terjang Banjir

Peristiwa itu tidak pernah mereka bayangkan, atau mungkin saja kejadian itu tidak pernah terlintas dalam alam pikiran mereka. Atau bahkan, lebih jauh dari itu, mereka tidak pernah meminta dalam do’a, ucapan ataupun oborolan-obralan hari-hari mereka akan peristiwa dan kejadian itu. Tapi ia benar-benar terjadi. Bencana Banjir Bandang melanda kampung halaman mereka, Dusun Ngalor Kalo Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat.

Tanda-tanda alam akan bencana itu memang sudah ada, hujan lebat sepanjang hari mengguyur kampung halaman mereka. Namun, mareka tidak pernah berpikir kalau gejala alam itu akan membawa dampak bencana. Karena memang, akhir-akhir ini hujan terus mengguyur desa mereka, namun tidak membawa dampak apa-apa atas hujan tersebut. Sehingga hujan hari itu (03/11/2010) pun mereka anggap berkah, karena pada saat yang sama mereka memebutuhkan air hujan untuk tanaman-tanaman pertanian mereka.

Sekitar pukul 16.00 WITA, dalam waktu sekejap tiba-tiba air sungai Ngalor Kalo meluap, dan menggenangi rumah-rumah mereka. Merekapun panik, teriak histeris, melarikan diri ketempat yang sedikit lebih aman. Orang-orang tua berteriak mencari anak-anaknya untuk di selamatkan, anak-anak kecil teriak histeris memanggil orang tuanya untuk diselamatkan. Merekapun melarikan diri, dengan membawa anak-anak mereka, dan menenteng harta benda yang masih bisa di bawah untuk menghindari ancaman maut bencana yang besar itu. Dan ada 47 Rumah penduduk yang terendam banjir.

Banjir bandang itu memang tidak menelan korban jiwa. Tapi, harta benda mereka, ternak mereka, padi-padi mereka yang masih didalam karung tidak bisa terselematkan, dan amblas terbawa banjir. Data yang diperoleh kerugian akibat banjir itu, mencapai 160 juta lebih. Antrian panjang sepanjang jalan raya menhubungkan Labuan Bajo dan Ruteng tidak dapat terhindarkan karena memang ketinggian air sepinggang orang dewasa.

Ada 47 KK dan ratusan jiwa yang menjadi korban peristiwa naas yang menimpa Dusun Ngalor Kalo Desa Siru itu. Kini, ke 47 KK itu sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun, trauma psikologis akan bencana itu, masih nampak jelas terlihat dari tatapan wajah-wajah polos mereka. Saya, dan semua kita, tentu turut berbelasungkawa dan berduka cita atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Dusun Ngalor Kalo Desa Siru. Dan kita pun tidak hanya di tuntut untuk bersimpati, tapi pada saat yang sama juga kita di tuntut untuk berempati. Teriring do’a kita terus ucapakan, semoga Allah kuatkan hati mereka, kuatkan kesabaran mereka atas bencana yang mereka alami.