Cari Blog Ini

Sabtu, 07 Mei 2011

Menang adalah Jembatan Untuk Memimpin

Harapan adalah sebuah cita-cita akan masa depan atau semacam impian yang ingin hendak diraih. Sementara kemenangan adalah sebuah rangkaian proses dari harapan yang ingin digapai. Umat Islam Manggarai Barat tentu memiliki harapan-harapan yang ingin digapai masa depan. Harapan-harapan itu adalah harapan-harapan kemenangan
dan memimpin.

Pemilu 2009 kemarin adalah isyarat awal kemenangan, bahwa umat Islam telah mampu menghantarkan tiga kader terbaiknya untuk duduk di kursi legislatif. Meskipun angka tiga kursi itu adalah angka minimalis, yang bisa saja pada pemilu 2014 mendatang mengalami lompatan-lompatan besar, sehingga kader-kader Islam yang duduk dikursi legislatif pada pemilu mendatang mencapai satu fraksi. Satu fraksi adalah angka yang aman dan teramat berwibawa untuk umat Islam Manggarai Barat. Dan dengan satu fraksi ini pula umat Islam Manggarai Barat akan dapat mengusung sendiri pakat pada pemilukada 2015 mendatang. Sehingga Syndrom inferioritas yang kerap di alami umat Islam selama ini, akan hilang dengan sendirinya.

Persoalanya kemudian adalah bagaimana kita menang dalam pemilu legislatif hingga mencapai satu fraksi. Karana menang adalah jembatan untuk memimpin. Menurut Anis Matta, kemenangan adalah pertemuan antara harapan-harapan kita dengan kehendak Allah, atau dengan kata lain takdir kemenangan bukanlah menyerah tanpa usaha. Akan tetapi, takdir kemenangan itu harus terus di kawal. Ini artinya bahwa, ada teritorial-teritorial yang menjadi tugas kita umat islam Manggarai Barat untuk meraih kemenangan. Dan inilah yang kita katakan dengan usaha atau ikhtiar. Dan ada juga wilayah-wilayah yang merupakan hak tunggalnya Allah untuk menentukan kemenangan. Idealnya memang adalah setelah usaha-usaha kemenangan kita maksimalkan, maka selanjutnya adalah taqarub ilallah. Menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.

Jika kita menang dalam pemilu legislatif 2014 dan mencapai satu fraksi. Dan dengan kemenangan itu kemudian kita bisa mengusung paket sendiri pada pemilukada 2015 mendatang. Lalu endingnya adalah kita menang dan memimpin. Inilah yang saya katakan kemenangan adalah jalan untuk memimpin. Dan inilah cita-cita besar atau harapan besar umat Islam Manggarai Barat yang hendak di gapai pada masa mendatang.

Karakter Pemimpin Manggarai Barat

Ketika kehadiran kita mampu memberikan harapan, disaat keberadaan kita mampu memberikan pelayanan. Dan, disaat kehadiran dan keberadaan kita dapat menjawab kebutuhan umat dengan kerja nyata tanpa pamrih dan basa-basi. Berbuat dan bekerja tanpa obral janji. Maka kitalah sebetulnya pemimpin itu. Pemimpin yang diharapkan dan di nanti-nantikan umat Islam Manggarai Barat. Itu bicara ideal, lalu petanyaannya kemudian adalah bagaiman dengan kindisi ril pemimpin umat di Manggarai Barat ? Akankah ada pemimpin yang ideal yang dihartapkan itu ?. Saya mungkin tidak terlampau jauh mendiskusikan hal itu, karena saya yakin bahwa, saya dan kita semua pasti mempunyai catatan-catatan pribadi mengenai pemimpin umat Manggarai Barat yang ada saat ini. Tapi, yang ingin saya ketengahkan untuk di diskusikan adalah, tipe pemimpin seperti apa yang di inginkan umat dan masyarakat Manggarai Barat ?

Pemimpin, dalam berbagai literatur menyebutnya tak ubahnya seoarang pelayan. Dan karena sebagai pelayan, ia harus mampu memeberikan harapan-harapan baru bagi yang dipimpinnya. Dan untuk memenuhi harapan-harapan itu, pemimpin umat dan masyarakat Manggarai Barat yang diharapkan adalah tidak hanya baik-baik tapi juga kuat-kuat. Ada banyak pemimpin yang hanif dan baik hati, tapi ia tidak cekatan dalam mengambil keputusan. Tidak sedikit kita jumpai pemimpin yang ramah dan dermawan, tapi ia lamban merespon persoalan masyarakat. Dan Pada saat yang sama, sering kita jumpai pemimpin yang cekatan, tegas dan berani mengambil keputusan, tapi ia tak ubahnya preman berdasi, berwatak mafia, KKN di sana-sini. Apa yang diharapkan dari pemimipin seperti ini, yang ada hanya memeras rakyat dengan menghalalkan segala cara.

Pemimpin yang diharapkan adalah pemimpin yang padanya memiliki integritas intelektual, moral, spiritual dan emosinal. Ia rendah hati dan juga sederhana. Dan inilah yang saya katakan pemimpin yang baik-baik. Tapi juga kita butuh pemimpin yang cekatan, tegas, berani mengambil keputusan, ia bisa mendudukan persoalan, lalu kemudian dicarikan solusi yang kanstruktif. Dan inilah yang saya katakan pemimpin yang kuat-kuat. Keterpaduan antara yang baik-baik dan kuat-kuat inilah mungkin pemimpin yang dinanti-nantikan umat dan masyarakat Manggarai Barat. Kita semua tentu mempunyai peluang yang sama untuk itu. Tapi pertanyaannya adalah apakah tipe pemimpin seperti itu sudah ada dalam diri kita ? Wallahu’alam