Cari Blog Ini

Senin, 17 Mei 2010

Visi dan Misi Paket DAMAI (Drs. Antony Bagul Dagur, M.Si dan H. Abdul Asis, S.Sos) Calon Bupati dan Wakil Baupati Manggarai Barat Periode 2010 - 2015

URAIAN MATERI POKOK DALAM SISTIMATIKA
PEMBAHASAN

I. KONDISI GLOBAL
A. Arus global 3 T ( Transportasi, Telekomunikasi, Tourism/ Turis manca negara ), yang berdampak mengubah pola konsumsi maupun produksi serta mempengaruhi arah dan prioritas pembangunan.
B. Arus nilai – nilai universal antara lain Good Governance (Partisipatif, Penegakan hukum, Keterbukaan, Responsif, Kesetaraan, Efisiensi dan Efektifitas, Akuntabilitas).
C. Profesionalisme :
1. Standar kompetensi ( berpengetahuan luas, dalam dan trampil ).
2. Memiliki standardisasi kualifikasi.
3. Memiliki kecakapan diagnostik yang tinggi dan kecakapan terapi yang teruji.
4. Memiliki kode etik.
5. Pengabdian yang tinggi
D. Tuntutan pasar global ( ada 4 ).
E. Tuntutan H.A.M dan Demokrasi

II. KEADAAN SEKARANG DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT
A. Profil Pariwisata
1. Obyeknya :
a. Taman Nasional Komodo
b. Wisata Bahari
c. Wisata Alam – Daratan 
1) Hutan dan Satwa alamnya di hutan mbeliling
2) Danau Sano Nggoang
d. Wisata Sungai, Air terjun ( Cunca Rami, Cunca Wulang ), Mberenang / Tanjung Repi,dll.
e. Istana ular di daerah Weto Kecamatan Welak.
f. Menyusuri gua – gua alam seperti Gua Batu Cermin, Liang Rodak,dll.
g. Wisata Budaya.
Semuanya belum difasilitasi dan ditangani secara profesional.

2. Kondisi lingkungan hidup
a. Lingkungan alam : masih terjadi
1) Penebangan liar
2) Penambangan liar
3) Pembakaran areal hutan dan padang
4) Perambahan hutan lindung, hutan bakau.
5) Pengrusakan ekosistem pesisir laut, perburuan liar dan pengrusakan aneka ragam hayati.
b. Lingkungan pemukiman
1) Pada ibu kota kabupaten ( Labuan Bajo ) dan pada ibu kota Kecamatan ( I.K.K ) masih terjadi :
a) Pembuangan sampah secara liar
b) Pembangunan drainase belum merata
c) Masih rendahnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan, ketertiban dan keindahan.
d) Belum optimalnya pelaksanaan pengaturan tata ruang.
2) Di desa :
a) Belum meratanya pelayanan air bersih.
b) Lingkungan pemukiman yangkurang layak.

B. Profil Prasarana
1. Transportasi :
a. Transportasi darat :
a) Isolasi belum semua dibuka
b) Peningkatan pembangunan jalan belum merata, baik jalan negara lintas utara, lintas selatan, maupun jalan propinsi, jalan kabupaten.
b. Transportasi laut
a) Belum difasilitasi secara optimal dan pelayanan belum merata terhadap dermaga yang ada.
b) Masih dibutuhkan dibangun dermaga lainnya.
c. Transportasi udara
a) Bandara komodo hanya bisa dilandasi pesawat jenis foker 25/50 dan ATR 24.
b) Ketersediaan fasilitas dan pelayanan masih sangat terbatas / kurang, sedangkan jumlah angkutan penumpang makin meningkat setiap tahun.
c) Masih dibutuhkan panambahan landasan pacu atau dicari alternatif lain demi perkembangan ke depan yang pasti makin meningkat ( misalnya pembangunan lapangan terbang internasional di Wol atau Golo Jong ).
2. Telekomunikasi
a. Pelayanan telepon kabel masih sangat minim, terutama di ibukota kabupaten dan ibukota kecamatan.
b. Fasilitas pemancar / penerima untuk telkomsel dll masih sangat terbatas.
3. Pelayanan listrik
a. Masih sangat terbatas untuk ibukota kabupaten dan kecamatan
b. Pelayanan listrik pedesaan sudah merupakan kebutuhan mutlak, tetapi nyatanya masih sangat terbatas.
4. Pelayanan Air Bersih
Belum merata untuk semua desa / kampung.
5. Irigasi dan Drainase
a. Kebutuhan irigasi areal persawahan masih sangat di butuhkan ( belum merata ).
b. Diperlukan rehab bendungan, saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier.
c. Pemanfaatan / manajemen penggunaan air irigasi masih harus dibina / dilatih, sehingga Perkumpulan Petani Pengelola Air ( P3 A ) dapat meningkatkan kinerja pelayanan dan terkoordinasi dengan bidang pengairan.
d. Drainase di Labuan Bajo belum tuntas dibangun dan belum merata ; demikianpun drainase disetiap kota kecamatan.
e. Belum ditata secara baik penanganan Wae Kemiri yang melintasi kota / pemukiman penduduk dan perkantoran, baik perkantoran pemerintah maupun swasta.
6. Air limbah dan sanitasi
a. Penyediaan sarana/ prasarana air limbah dan sanitasi belum tuntas dan seimbang untuk menunjang kebersihan, keindahan dan kesehatan di Labuab Bajo dan di setiap kota kecamatan.
b. Penyediaan sarana/ prasarana air limbah dan sanitasi di pedesaan belum diperhatikan secara serius untuk kesehatan pemukiman penduduk.
c. Belum meluas pelaksanaan program penyehatan lingkungan pemukiman.
d. Penangan air limbah setempat maupun pengelolahan air limbah terpusat belum optimal, terutama prioritas daerah – daerah pemukiman yang rawan air, epidemis penyakit, kawasan kumuh, daerah wisata; sedangkan kegiatan pengelolahan air limbah terpusat khusus untuk daerah pemukiman yang luas dan cepat berkembang.

C. Profil Sosial Budaya :
1. Pendidikan
a. Fasilitas masih sangat terbatas untuk setiap jenjang pendidikan formal.
b. Perhatian pada jalur pendidikan non formal dan jalur informal masih relatif rendah.
c. Kesadaran penduduk tentang betapa pentingnya pendidikan formal dan pendidikan non formal masih sangat rendah, terbukti masih rendahnya angka partisipasi dan angka transisi serta masih tingginya jumlah yang putus sekolah wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
2. Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan dan dokter serta tenaga medis masih sangat terbatas.
b. Kemiskinan juga dipicu oleh kesehatan yang rendah.
3. Budaya
a. Ada cukup banyak variabilitas krisis identitas budaya yang memproses kemiskinan ( ada kemiskinan yang timbul karena salah menerapkan tradisi ) a.l :
1) Kurang menghargai waktu ( disiplin diri relatif rendah ); banyak waktu terbuang karena proses adat yang berbelit – belit.
2) Beranak banyak tak ditunjang kemampuan ekonomi.
3) Budaya merokok, perjudian, minum miras.
4) Pesta biaya tinggi tak mengukur kemampuan.
5) Budaya kerja alamiah ( tidak ilmiah dengan menggunakan teknologi tepat guna )
b. Tekanan frustasi karena telah dan terus terjadi transformasi budaya ( ketakberdayaan manghadapi transformasi budaya ).

D. Profil Kamtibmas dan Keadilan
1. Masih relatif tingginya kerawanan sosial yang dipicu oleh mabuk – mabukan, pencurian, kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) kepadatan agraris, pengangguran dll.
2. Masih terjadi diskriminasi dalam pelayanan pembangunan.
3. Biaya perkara relatif tinggi sehingga mendatangkan kemiskinan.


III. PERMASALAHAN DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT
A. Kearah mana 5 – 10 tahun mendatang? Visi.
Visi : Terwujudnya masyarakat Manggarai Barat yang sejahtera, berdaya saing, mandiri, berbudi luhur, demokratis dan berwawasan lingkungan.


B. Apa yang akan kita lakukan? Misi.
Misi : 1. Menerapkan sistem manajemen pemerintah daerah sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku yang didukung tipe kepemimpinan dialogis, partisipatif, dan transpormatif.
2. Meningkatkan sistem pelayanan dasar dalam indeks mutu hidup (pendidikan, kesehatan, ekonomi) yang ditunjang lingkungan hidup sebagai bentuk / wujud keberpihakan pada rakyat ( pro rakyat ).
3. Meningkatkan partisipasi rakyat pada ruang publik dalam rangka mewujudkan peningkatan indeks demokrasi.
4. Mengembangkan sumber daya lokal dan S.D.M untuk peningkatan ekonomi rakyat melalui penyediaan modal, sarana – prasarana yang memadai dan berdaya saing serta mandiri.
5. Menata dan mengoptimalkan pelestarian lingkungan hidup dengan melibatkan para pihak / rakyat.
6. Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal sebagai aset ekonomi produktif untuk menunjang pariwisata, serta meningkatkan potensi nyata masyarakat yaitu kultur perekonomian yang berbasis pertanian ( agraris ) dan nelayan.
7. Mengarahkan pembangunan bidang pertanian melalui :
a. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi.
b. Peningkatan daya saing melalui mutu proses dan mutu hasil.
c. Penanggulangan kemiskinan melalui penerapan teknologi.
d. Perluasan kesempatan kerja.
8. Mengembangkan pariwisata melalui pendayagunaan potensi wisata, baik yang lama maupun yang baru a.l penataan pulau Bajo sebagai tempat wisata yang modern dan profesional ; juga penataan kota Labuan Bajo dan pulau – pulau sekitar pulau Bajo sebagai aset wisata yang profesional.
9. Mengembangkan aneka industri, baik berskala kecil maupun menengah serta meningkatkan sektor perdagangan, koperasi dan sektor – sektor lainnya yang potensial.
10. Mengembangkan olah raga prestasi melalui penyediaan fasilitas olah raga yang memadai serta manajemen yang profesional.

C. Apakah Tujuannya?
1. Terciptanya profesionalisme aparatur pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang berkualitas melalui kepemimpinan yang dialogis, partisipatif dan transpormatif.
2. Meningkatnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan dasar dalam indeks mutu hidup (pendidikan, kesehatan, Ekonomi) yang pro rakyat dan ditunjang oleh perbaikan pelestarian lingkungan hidup.
3. Meningkatnya partisipasi rakyat pada ruang publik.
4. Berkembangnya sumber daya lokal dan S.D.M dalam bidang ekonomi dan sumber daya manusia melalui penyediaan modal, sarana – prasarana yang memadai sehingga memiliki daya saing dan mandiri.
5. Tertatanya pelestarian lingkungan hidup melalui partisipasi aktif masyarakat / para pihak.
6. Terlestarinya budaya lokal sebagai aset ekonomi produktif dalam menunjang pariwisata dan meningkatnya kualitas kultur perekonomian yang berbasis pertanian ( agraris ) dan nelayan.
7. Terarahnya pembangunan bidang pertanian melalui peningkataan ketahanan pangan dan gizi, peningkatan daya saing melalui mutu proses dan mutu hasil,


tertanggulanginya kemiskinan melalui penerapan teknologi dan meluasnya kesempatan kerja.
8. Berkembangnya pariwisata melalui pendayagunaan potensi wisata, baik yang lama maupun yang baru seperti penataan Pulau Bajo dan pulau sekitarnya sebagai satu kesatuan wisata dengan kota Labuan Bajo.
9. Berkembangnya aneka industri, perdagangan, koperasi dan sektor lainnya yang berdampak pada peningkatan pendapatan.
10. Berkembangnya olah raga prestasi melalui penyediaan fasilitas yang memadai dan pembinaan yang profesional dan berdampak munculnya olahragawan / olahragawati yang berprestasi lokal / regional / Nasional maupun Internasional.

5000 DPT Ganda di Manggarai Barat

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Sabtu (8/5) mulai menindaklanjuti temuan Panwaslu Mabar terkait pendobelan ribuan nama dalam daftar pemilih tetap (DPT). Daftar ribuan nama pemilih tersebut didistribusikan ke setiap TPS untuk di verifikasi ulang.
Ketua KPU Mabar, Thomas Dohu mengatakan pihaknya akan mengecek kembali pendobelan nama dalam DPT sebagaimana hasil temuan Panwaslu. "Daftar nama tersebut sudah dikirimkan ke masing-masing desa berdasarkan temuan Panwaslu. Pihak penyelenggara di desa akan melakukan pengecekan. Pada proses ini tidak ada tambahan pemilih atau pergantian. Kemungkinan yang terjadi hanya pengurangan karena terjadi pendobelan," jelasnya. Proses pengecekan ini berlangsung hingga 12 Mei mendatang. Pihak PPS akan menyerahkan kembali data tersebut kepada PPK yang disertai dengan berita acara.

Sementara itu, dari data yang diperoleh Timor dalam Kota Labuan Bajo hampir di semua desa/kelurahan terjadi pendobelan nama dalam DPT. Bahkan, ada yang dobel hingga tiga kali. Yang paling banyak terjadi adalah di Desa Gorontalo sebanyak 268 nama. Selanjutnya, di Kelurahan Labuan Bajo terdapat 197 nama pemilih.

Dohu menegaskan, pihaknya tetap meminta PPS untuk melakukan pengecekan nama-nama yang ditemukan Panwaslu tersebut. Sementara itu, Jumat (7/5), KPU Mabar mengelar rapat koordinasi untuk membahas tempat-tempat yang diperbolehkan untuk pemasangan alat peraga masing-masing pasangan calon dan partai pengusung. Hadir dalam rapat tersebut Kapolres Mabar AKBP Syamsuri, Ketua Panwaslu Mabar Robertus, pejabat Pemkab Mabar serta anggota KPU.

Rapat koordiansi yang dilangsungkan di Kantor KPU tersebut menghasilkan kesepakatan wilayah yang dilarang untuk dipajang alat peraga adalah jalur jalan protokol, tempat pendidikan, rumah ibadah dan pasar. Direncanakan, Selasa (18/5) mendatang akan dilakukan penertiban alat peraga pasangan calon di sejumlah ruas jalan protokol, diantaranya Jalan Yos Sudarso, Jalan Frans Lega dan ruas jalan depan Kantor Bupati Mabar.

"Alat peraga yang dipajang di areal perumahan penduduk tidak dilarang sepanjang pemilik lahan tidak keberatan, sekalipun berada di jalur protokol," ungkap juru bicara KPU Mabar, Benediktus Ranaleba.

Rabu, 12 Mei 2010

4 Desa di Kecamatan Lembor Terancam Kelaparan


SUMARDI - RRI ENDE Sejumlah Desa di kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat terancam rawan pangan, hal di sebabkan menyusul empat Desa di Kecamtan Lembor gagal panen. Keempat desa yang di maksud adalah Desa Nanga Bere, Benteng Dewa, Siru dan Desa Wae Wako. Kondisi hujan yang tidak menentu merupakan penyebab tanaman padi petani ladang mati. Hal ini di kemukakan Syakar Abdul Jangku, M.Si, salah seorang anggota DPRD Kabupaten Manggarai Barat, ketika melakukan Jaring Aspirasi -Reses, di sejumlah desa di Kecamatan Lembor. Syakar Abdul Jangku berharap agar Pemerintah Daerah, segera melakukan langkah positif guna menyelematkan masyarakat dari dari bencana ini. Lebih lanjut politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengatakan, jika kindisi ini terus di biarkan, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan terancam kelaparan yang hebat. Harun , salah seorang warga Kolong Desa Siru, Kecamatan Lembor mengatakan, ada sekitar ratusan hektar ladang petani di deasnya gagal panen, lebih jauh harun mengatakan, pada saat padi tengah berbunga kondisi hujan sudah tidak ada lagi, padahal saat itu padi ladang sangat membutuhkan air. Pantuan RRI di Desa Siru, nampak padi para petani ladang sudah mulai mongering. Bahkan beberapa petani membiarkan ternak mereka untuk memakan padi yang sudah mulai tidak hijau lagi. Jika tidak ada perhatian yang serius dari pemerintah daerah, untuk menanggulangi kondisi tersebut, maka tidak menutup kemungkinan dua tiga bulan kedepan, masyarakat akan makan raut atau ubi hutan sebagai alternatif, untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Sabtu, 08 Mei 2010

Ayo, Vote Komodo sebagai salah Satu Tujuh Keajaiban Dunia


PROPINSI NTT sejak 2007 sudah dicanangkan sebagai daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur Indonesia. Pencanangan itu antara lain bertujuan menjadikan NTT sebagai gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya.
Salah satu icon pariwisata di NTT adalah komodo (varanus komodoensis), kadal raksasa yang terdapat di Pulau Komodo, Kabupaten Manggarai Barat. Pemerintah sudah melindungi binatang purbakala itu dengan menetapkan kawasan seluas 173.300 hektar (ha) yang terdiri dari 40.728 ha daratan dan 132.572 ha laut, sebagai
Taman Nasional Komodo (TNK) pada 6 Maret 1980. Dalam kawasan ini ada tiga buah yakni Pulau Komodo (33.937 ha), Pulau Rinca (19.627 ha) dan Pulau Padar (2.017 ha).

Tahun 1986 kawasan ini ditetapkan sebagai Cagar Biosfer. Tahun 1991 UNESCO mengukuhkan binatang komodo sebagai warisan dunia di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagi daya tarik kadal raksasa ini bagi dunia pariwisata. Maka tak ada alasan bagi siapa pun untuk menyelamatkan binatang purbakala itu dari kepunahannya. Kelestariannya hanya bisa dijaga dengan menjamin agar alam lingkungannya tetap asli, tidak dirusak. Flora dan fauna yang berada dalam kawasan itu saling mendukung.
Populasi komodo pada tahun 2000 terdata 1.009 ekor di Pulau Komodo dan 1.001 ekor di Pulau Rinca. Data tahun sebelumnya di Pulau Komodo ada 1.062-1.772 ekor komodo sedangkan di Pulau Rinca berkisar 1.110- 1.344 ekor. Pendataan oleh BTNK tahun 2003, tercatat ada 2.616 ekor komodo yang hidup di Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Jumlah ini turun drastis pada tahun 2005 yakni 2.535 ekor. Disebutkan bahwa komodo yang masih kecil banyak yang mati karena kesulitan mendapatkan makanan.
Penurunan ini akibat terganggunya ekosistem habitat komodo selain tekanan-tekanan alam pada habitatanya termasuk berkurangnya mangsa utama komodo. Sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan populasi komodo antara lain, kerusakan habitat asli akibat ulah manusia diantaranya pembakaran hutan dan areal lain dalam TNK, perburuan liar terhadap mangsa utama komodo yakni rusa, selain tekanan-tekanan alam dan manusia. “Jelas kita semau bisa lihat ada trend penurunan populasi komodo lima tahun terakhir akibat berbagai tekanan yang dialami binatang ini. Kalau kita semua tidak bersama menjaga kelestarian dari satwa langka ini maka diprediksi dalam rentang waktu dekat dan menengah sekitar 10-20 tahun mendatang binatang ini bisa punah,” kata Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Drs. Tamen Sitorus.
***
Sesuai hasil survai yang dilakukan berbagai elemen bidang pariwisata, komodo masih menjadi “magnet utama” bagi kunjungan wisatawan. Kebanyakan turis yang datang ke TNK, tujuan utamanya adalah ingin melihat komodo selain menikmati keindahan alamnya.
Sitorus mengakui wisatawan mancanegara yang berwisata ke Mabar tujuan utamanya adalah melihat binatang komodo.
“Turis yang datang pertama kali di daerah ini hanya punya satu tujuan utama yakni melihat komodo. Dan apabila turis yang sama itu datang lagi maka untuk lihat komodo bukan lagi tujuan utama tapi mereka itu datang hanya untuk menyelam serta menikmati panorama laut serta wisata alam lainnya,” kata Sitorus.
Kunjungan turis tahun ini sudah mencapai 7.347 orang. Tahun 2006 turis yang datang ke TNK mencapai 17.673 orang, 2007 meningkat menjadi 20.069 orang. Perkembangan yang menggembirakan dan menggairahkan.
Namun salah satu masalah yang dihadapi ialah sarana prasarana penunjang seperti hotel/penginapan, restoran, transportasi dan komunikasi. Di bidang komunikasi, internet dan jaringan telepon masih menjadi kendala. Sudah ada sebuah hotel berbintang namun masih dirasakan masih kurang. Karena itu pada tahun depan sudah ada pembangunan satu buah hotel berbintang lagi berstandar internasional.
Masalah lainnya, para wisatawan kebanyakan masuk dari NTB dan langsung ke Pulau Komodo maupun Pulau Rinca untuk melihat komodo. Ini tantangan bagi Pemkab Mabar untuk menjadikan Labuan Bajo memiliki daya tarik tersendiri agar para turis mau datang ke Labuan Bajo, entah sebelum atau sesudah ke Pulau Komodo.
***
Sesuai sejarah, binatang purbakala itu sudah menyatu dengan manusia di Pulau Komodo. Warga Kampung Komodo sampai sekarang menganggap komodo sebagai nenek moyang mereka yang harus dihormati.
Isaka Mansyur, warga Kampung Komodo, mengisahkan pada jaman dahulu hiduplan seorang putri di Pulau Komodo dan warga setempat menyapanya dengan Putri Naga. Sang putri kemudian menikah dengan seorang pemuda bernama Majo. Lahirlah anak kembar dari pasangan ini, seorang bayi lak-laki dan seekor naga.
Anak laki-laki diberi nama Gerong dan dibesarkan di dalam kampung, sedangkan naga tadi diberi nama Ora dan dibesarkan di hutan. Kakak beradik ini tidak saling mengenal. Beberapa tahun kemudian, Gerong berburu di hutan. Gerong hendak membunuh rusa, tapi mendadak hadir seekor kadal besar dari semak belukar dan berusaha menyelamatkan rusa itu. Gerong berusaha tetapi tidak mampu sebab kadal itu sudah menguasai rusa. Gerong marah dan mengangkat tombaknya hendak membunuh kadal raksasa itu. Saat itu tiba-tiba muncul pula seorang wanita cantik. Wanita itu mengatakan kepada Gerong bahwa kadal itu adalah saudaranya sendiri yang bernama Ora, jangan dibunuh. Sampai saat ini, warga Kampung Komodo masih menganggap komodo sebagai Ora, saudara mereka sehingga bisa hidup berdampingan satu sama lain.
Warga setempat sulit untuk dipisahakan dari komodo. Pernah, suatu ketika pemerintah berencana memindahkan penduduk Kampung Komodo ke tempat lain. Saat itu sebagian besar komodo menghilang dari pulau itu. Mereka baru muncul kembali setelah pemerintah membatalkan rencananya. *

Kamis, 06 Mei 2010

Gusti Dula di Hadang Pemabuk

Calon Bupati Manggarai Barat (Mabar), Agustinus Ch. Dula (paket GustI) dihadang sejumlah pemuda di kampung Wela, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Sabtu (1/5) lalu.

Dula saat itu sedang melintas di daerah perbatasan Mabar dan Manggarai tiba-tiba dihadang puluhan pemuda yang sedang mabuk. Para pemuda berandal itu lalu melempari Dula dengan botol minuman keras (sopi-red). Kendaraannya pun ikut dilempar.

Peristiwa ini berawal ketika Dula melakukan serangkaian kegiatan tatap muka di sejumlah desa di Kecamatan Macang Pacar. Titik terakhir kunjungan tersebut adalah Kampung Londang, Desa Rego. Pukul 19.30 Wita Dula bersama Ketua Koalisi Pro Perubahan, dan ajudan Marianus menggunakan kendaraan hardtop merah dengan nomor polisi EB 7596 E, sementara Ketua DPC PPDI Mabar, Yohanes Bosko, Ketua DPC Partai Demokrat Mabar, Agutinus Durhan dan Ketua DPD PAN Mabar, Tan Hasiman menggunakan kendaraan Rockey hitam dengan nomor polisi EB 7077 ME, meluncur ke Labuan Bajo melintasi jalur Golowelu.

Sekira pukul 21.30 Wita, kendaraan Dula melintasi Kampung Wela. Saat itu ada sekelompok pemuda berkumpul di badan jalan. Sebagian tidak mengenakan baju. Para pemuda itu pun membakar ban bekas di tengah jalan sambil memegang botol minuman keras. Saat itu mobil milik Dula langsung ditahan. Dula pun dicaci maki. Tak sampai di situ, para pemuda yang sedang mabuk berat itu lalu menyiram Dula dengan minuman keras. Tak ayal, wajah dan pakaian Dula basah kuyup dengan minuman keras jenis sopi.

Tak terima dengan sikap pemuda berandal tersebut, ajudan Dula, Marianus, langsung mengeluarkan tembakan. Walau begitu, para pemuda itu tak menggubris, malah memukul dan menendang mobil hardtop yang ditumpangi Dula. Para pelaku malah berteriak "Ayo tembak, kalau kamu berani. Kami tidak takut. Hidup Fiva," teriak salah seorang pelaku.

Beberapa saat kemudian, iring-iringan kendaraan pun berhasil lolos. Sementara ajudan Dula langsung menelepon Kapolsek Kuwus dan meminta untuk mengamankan pemuda berandalan tersebut.

Dula kepada Timor Express mengatakan, peristiwa itu adalah bukti masih lemahnya pendidikan budi pekerti. Perilaku sejumlah pemuda tersebut, menurutnya, adalah masalah sosial yang perlu dicarikan penyelesaiannya. "Sekelompok pemuda tadi sedang bermasalah moralitasnya. Tidak usah ditanggapi.

Pemuda-pemuda ini kehilangan rasa rasionalitas. Moralitas dan rasionalitas hanya dapat dibentuk secara baik melalui pendidikan. Pemuda-pemuda ini harus diselamatkan, jika tidak, maka semakin banyak pemuda yang rendah moralitas dan rasionalitasnya," tegas Dula