Cari Blog Ini

Sabtu, 11 Desember 2010

Hambatan Psikologis Pemimpin PKS MABAR

Semua orang, apapun latar belakangnya, pekerjaannya, disiplin ilmu yang digelutinya dapat menjadi pemimpin. Namun begitu jadi pemimpin, ia harus bisa beradaptasi dengan tuntutan tugas barunya. Tantangan ketua PKS Mangarai Barat yang paling utama adalah ia harus berpikir, berbicara dan bertindak menjadi seorang ketua PKS Manggarai Barat. Bukan lagi ia berpikir, berbicara dan bertindak layaknya anak ingusan yang masih belia. Menjadi pemimpin pada usia yang relatif muda memang memiliki kendala psikologis yang teramat berat. Ia tidak hanya di hadapkan dengan teman seusia dan sebaya dalam perjuanganya. Tapi ia juga dihadapkan dengan mereka yang memiliki wawasan pengetahuan yang luas , memiliki pengalaman empiris yang amat mendalam.

Tapi tidak kemudian ia terlarut jauh dalam hambatan psikologis itu. Ia harus memiliki tekad untuk melakukan akselerasi pembelajaran dalam segala hal. Termasuk dalam keberanian untuk mengambil keputusan. Kaliber seorang pemimpin dapat di ukur dari kemampuannya dalam mengambil keputusan. Keberanian seorang pemimpin dapat diukur dari resiko yang diambilnya. Kalau resikonya kecil, maka keputusannya biasa-biasa saja. Tapi, kalau resikonya besar, baru keputusan itu dianggap berani. Pemimpin yang tidak pernah mengambil resiko dalam setiap keputusan tidak akan mencapai prestasi besar.

Menjadi tua itu pasti. Tapi, menjadi dewasa itu mungkin pilihan. Menjadi pemimpin pada usia belia, membuatnya untuk terus belajar menjadi orang dewasa, yang bijaksana dalam setiap tindakan, dan tepat sasaran dalam setiap keputusan. Dan sebetulnya, disinilah kepemimpinan muda akan teruji, akankah mereka mampu mengejewantahkan idealisme intelektualnya untuk kemudian menyapa realitas masyatakat ?. Konsep, gagasan, dan ide anak-anak muda di sini akan teruji. Akankah mereka mampu memberikan kekuatan pada alam pikiran untuk kemudian merubahnya menjadi tindakan nyata ?. Hanya waktu yang akan menjawab.

Tidak ada komentar: