Cari Blog Ini

Sabtu, 10 Juli 2010

Modal Dakwah di Daerah Minoritas

Ada begitu banyak hasrat terlintas dan yang berkecamuk dalam alam pikiran, ada begitu banyak harapan kemauan yang terbentang didepan mata. Sebuah harapan yang maha dahsyat, akan perubahan yang di harapkan. Perubhan yang didambakan tentu adanya perubahan cara berpikir dalam memandang dakwah, perubahan cara berpikir dalam menganalisa, merencanakan serta merealisasikan agenda-agenda kerja dakwah, serta menata dan mendesain organisasi yang lebih professional. Tapi, perubahan besar yang diharpakan dan menjadi dambaan semua kader dakwah adalah, adanya perubahan dan penguatan ruhiyah, adanya peningkatan iman untuk terus mendekatkan diri kepada sang khaliq.

Energi Ruhiyah dan Energi Fikriyah merupakan hal asasi yang harus dan di miliki kader dakwah, untuk mengkomunikasikan dengan hikmah nilai-nilai kebenaran Islam, guna memahamkan kebenaran-kebenaran ajaran yang di sampaikan Rasulullah, dalam kerangka membentuk kepribadian muslim dengan mengoptimalkan segala potensi yang di miliki untuk kepentingan Islam.

Harapan-harapan besar ini akan dapat terwujud dan terrealisasi, manakala tradisi-tradisi syuro dan Tarbiyah yang di bangun dalam organisasi dakwah harus hidup, harus terus ditumbuh suburkan, harus terus di rawat dan di jaga dengan mengedepankan asas ukhuwah Islamiyah. Tantangan dakwah yang kita hadapi di Manggarai Barat tentu tidak mudah, selain kondisi geografis yang sangat menantang, kita juga di hadapkan pada pemahaman masyarakat yang masih minim terhadap Islam. Dan pada saat yang sama, tantangan yang kita hadapi juga, adalah tidak terkonsentrasinya umat Islam pada satu tempat dan satu titik, tapi mereka menyebar ke pelosok-pelosok.

Kondisi geografis yang luas dan terpencarnya masyarakat Muslim, menyebabkan kekuatan jasadiyah atau sehat jasmani juga mutlak di butuhkan bagi kader dakwah di daerah minoritas. Naik turun gunung, menerobos hutan rimba raya, lembah lereng kita lewati, dengan kondisi infrastruktur jalan yang rusak parah tentu membutuhkan fisik yang kuat. Kondisi ini membuat kita harus terus menguras energi energy iman, energy berpikir, dan energy fisik dalam mendesain dan merealisasikan dakwah yang dapat menyentuh lerung hati masyarakat.

Tidak ada komentar: