Cari Blog Ini

Jumat, 05 November 2010

Desa Siru di Terjang Banjir

Peristiwa itu tidak pernah mereka bayangkan, atau mungkin saja kejadian itu tidak pernah terlintas dalam alam pikiran mereka. Atau bahkan, lebih jauh dari itu, mereka tidak pernah meminta dalam do’a, ucapan ataupun oborolan-obralan hari-hari mereka akan peristiwa dan kejadian itu. Tapi ia benar-benar terjadi. Bencana Banjir Bandang melanda kampung halaman mereka, Dusun Ngalor Kalo Desa Siru Kecamatan Lembor Kabupaten Manggarai Barat.

Tanda-tanda alam akan bencana itu memang sudah ada, hujan lebat sepanjang hari mengguyur kampung halaman mereka. Namun, mareka tidak pernah berpikir kalau gejala alam itu akan membawa dampak bencana. Karena memang, akhir-akhir ini hujan terus mengguyur desa mereka, namun tidak membawa dampak apa-apa atas hujan tersebut. Sehingga hujan hari itu (03/11/2010) pun mereka anggap berkah, karena pada saat yang sama mereka memebutuhkan air hujan untuk tanaman-tanaman pertanian mereka.

Sekitar pukul 16.00 WITA, dalam waktu sekejap tiba-tiba air sungai Ngalor Kalo meluap, dan menggenangi rumah-rumah mereka. Merekapun panik, teriak histeris, melarikan diri ketempat yang sedikit lebih aman. Orang-orang tua berteriak mencari anak-anaknya untuk di selamatkan, anak-anak kecil teriak histeris memanggil orang tuanya untuk diselamatkan. Merekapun melarikan diri, dengan membawa anak-anak mereka, dan menenteng harta benda yang masih bisa di bawah untuk menghindari ancaman maut bencana yang besar itu. Dan ada 47 Rumah penduduk yang terendam banjir.

Banjir bandang itu memang tidak menelan korban jiwa. Tapi, harta benda mereka, ternak mereka, padi-padi mereka yang masih didalam karung tidak bisa terselematkan, dan amblas terbawa banjir. Data yang diperoleh kerugian akibat banjir itu, mencapai 160 juta lebih. Antrian panjang sepanjang jalan raya menhubungkan Labuan Bajo dan Ruteng tidak dapat terhindarkan karena memang ketinggian air sepinggang orang dewasa.

Ada 47 KK dan ratusan jiwa yang menjadi korban peristiwa naas yang menimpa Dusun Ngalor Kalo Desa Siru itu. Kini, ke 47 KK itu sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Namun, trauma psikologis akan bencana itu, masih nampak jelas terlihat dari tatapan wajah-wajah polos mereka. Saya, dan semua kita, tentu turut berbelasungkawa dan berduka cita atas bencana yang menimpa saudara-saudara kita di Dusun Ngalor Kalo Desa Siru. Dan kita pun tidak hanya di tuntut untuk bersimpati, tapi pada saat yang sama juga kita di tuntut untuk berempati. Teriring do’a kita terus ucapakan, semoga Allah kuatkan hati mereka, kuatkan kesabaran mereka atas bencana yang mereka alami.

Tidak ada komentar: