Kita memang gagal dalam pemilukada kemarin, paket Perpaduan (Anton Bagul dan H. Asis) berada pada urutan ketiga, dari delapan paket yang berkompetesi. Ia adalah paket perpaduan dua komunitas besar di Manggarai Barat, Islam dan Katolik, daerah pesisir kepulauan dan daratan pedalaman.
Itulah kompetesi, ada yang keluar sebagai pemenang, dan ada juga yang kalah dalam pertarungan. Justru yang salah adalah ketika kita terus terlarut dalam kesedihan kekalahan. Atau mungkin yang paling parah, di saat kita kalah malah di hujat, di caci dan di maki. Idealnya memang adalah kita harus bangkit dari tidur panjang kekalahan kita. Kita harus bergerak dan berpikir cepat, melebihi usia kita.
Kemenangan nampaknya sudah ada di depan mata, takdir kemenangan itu rasa-rasanya sudah dekat dengan kita. Dan kemenangan itu akan berpihak kepada kita, manakala kita mampu merekayasa kemenangan itu. Merekayasa kemenagan dengan segera melakukan konsolidasi kembali kekuatan kita, merapatkan kembali shaf-shaf kemenangan kita, serta mengerahkan semua segala potensi dan sumber daya kita, hanya untuk satu kata “kemenagan”.
Wacanakan kemenangan itu. ikat wacana itu dengan menuliskanya, kuatkan wacana itu mendiskusikanya. Biarkan ia mengalir deras bak gelombang di tengah lautan lepas. Sehingga kelak, waktulah yang akan menjawabnya, dan waktu pulalah yang akan mengabarkan kepada kita bahwa, kemenagan memang jatuh dalam dekapan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar