Aku jadi bingung dan tidak berhenti berpikir, kenapa pikiran itu terus menghantui pikiran ku. Setiap langkah, setiap detak nafas yang keluar, pikiran itu,terus melintas dalam alam pikiran. Apa mungkin, sudah saatnya aku memasuki wilayah yang satu itu ?. sebuah territorial yang mungkin kebanyakan orang tidak pernah berpikir panjang, untuk mensegarakannya, karena memang ia adalah sunnah rasul yang di anjurkan. Tapi tidak sedikit orang gagal dalam menjalankannya, karena mungkin tidak melalui perencanaan yang matang, hingga ia kandas di jalan. Ah, rasanya aku jadi bingung sendiri untuk menjawabnya.
Saya, dan mungkin kita semua percaya. bahwa takdir, bukanlah menyerah tanpa usaha. Tapi ia harus terus di kawal, dan proses pengawalan inilah yang terus ku lakukakan. Dalam keheningan malam ku terus berdo’a. Ya Allah, ada apa dengan hambamu ini ? Kenapa pikiran itu, terus berkecamuk dalam jiwa. Ya Allah, akan kah hal yang sama juga di alami orang-orang di luar sana ? Lelah rasanya jiwa ini berpikir. Hampir segala potensi yang di miliki, ku kerahkan hanya untuk berpikir dan terus berpikir.
Kenakalan cara berpikir, kadang muncul dalam alam jiwaku. Apa betul , semakin kita memikirkannya, semakin dekat pula ia menghampiri kita. Ah, nampaknya semakin kita berpikir, semakin jauh pula ia jatuh dalam dekapan ku. Tidak. Tidak. Tidak, aku harus bangun dari tidurku yang panjang, dari tidurku yang telah menghabiskan energi berpikirku hanya uintuk memikirkannya. Dunia ini teramat luas, tidak sesempit yang pernah ku pikirkan selama ini. Menyempurnakan sebagian dari agama ini, hanya masalah waktu, semuanya telah di atur di lauhil mahfudz sana. Tugas kita hanya menjemputnya, bukan mencari. Karena mencari, bisa saja ia dapat, bisa jadi juga tidak dapat. Ya, hanya masalah waktu saja untuk menjemputnya. Aku hanya bisa sedikit tersenyum dari bangun tidurku yang panjang, ketika mengenang kemabli do’anya Abu Nawwas, YA ALLAH, KALAU BUKAN ITU JODOHKU, PERTIMBANGKAN LAGI, YA ALLAH. Kwikwiwkwiwkwi, heeeeeeeeee…. heeeeeeeeee
Tidak ada komentar:
Posting Komentar