Ah, rasanya hidup ini tak bermakna. Tak bermakna karena memang bergelimangan dosa dan kemaksiatan yang saya, dan mungkin kita semua melakukannya. Dengan sadar ataupun dengan tanpa sadar. Nurani manusia tetap berkata, bahwa yang salah akan tetap menjadi salah, dan yang benar akan tetap menjadi benar. Inilah fitrah manusia, yang oleh Ary Ginanjar menyebutnya, God Spoot, fitrah yang Allah berikan kepada semua makhluk yang bernama manusia. Hanya saja, nafsu serakah kita yang mengelabui, dan tak mau dengar apa sebetulnya, yang ada dalam relung hati kita paling dalam.
Ingin rasanya jiwa ini berteriak, ingin rasanya hati ini menjerit. Beteriak dan menjerit sekuat mungkin. Berteriak dan menjerit, di karenakan ada begitu banyak dosa yang sudah, sedang dan bahkan mungkin akan kita lakukan di hari-hari mendatang. Fitrah manusia , menyadarkan manusia akan substansi Allah menciptkan kita. Sejahat-jahatnya orang, sekejam-kejamnya orang, dalam relung hatinya yang paling dalam, tetap berujar bahwa yang saya lakukan adalah salah, dan sudah pasti mendapat dosa. Itulah Fitrah, manusia ketika ia berbicara.
Betapa maha penyayangnya Allah, memberikan kita satu bulan yang sangat luar biasa. Ia adalah bulan yang penuh ampunan. Ia adalah bulan pembakar dosa-dosa yang telah kita lakukan. Ia adalah bulan Ramadhan. Kini bulan agung tersebut, beranjak meninggalkan kita, sudah kah kita memanfaatkan kehadiran bulan tersebut, untuk bertaqarub Ilallah ? semestinya kita bersedih, sepantasnya kita menangis, karena bulan mulia tersebut, belum tentu bertemu dengan kita tahun depan. Ya, Allah jadikanlah amal Ibadah kami di bulan Ramadhan, sebagai ibadah yang dapat menghantarkan kami, menggapai ridho-Mu. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar