“Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan pada suatu kaum, maka tidak yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Allah (Q.S. ar-Ra’d : 11)
Kutipan ayat di atas adalah petunjuk wahyu dan merupakan warning dari Allah, yang di tunjukkan kepada umat Manusia, bahwa perubahan-perubahan besar yang sudah, sedang dan tengah kita upayakan tidak akan nampak dan kelihatan, manakala produktfitas kinerja kita, tidak menunjukkan adanya perubahan. Perubahan-perubahan besar yang menjadi cita-cita kita semua akan dapat terwujud manakala kita monorehkan karya-karya besar, kinerja-kinerja besar untuk sebuah perubahan-perubahan besar pula.
Islam dan Manggarai Barat adalah dua kata yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, keduanya merupakan dua sisi mata uang yang memang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Islam adalah sistem serta prinsip hidup bagi umat Islam. Islam adalah aqidah dan ibadah, jihad dan politik, system hukum dan perundang-undangan. Sedangkan Manggarai Barat adalah tempat kita berpijak untuk melakukan berbagai aktivitas guna menunjang pengabdian kita kepada sang khaliq. Manggarai Barat adalah ladang amal untuk mengejewantahkan secara operasioanal seluruh ajaran Islam dalam bentuk ibadah. Dan ibadah itu sendiri adalah puncak ketundukan dan kepatuhan kita kepada Allah.
Kini, umat Islam Manggarai Barat dihadapkan banyak persoalan. Dan persoalan ini jika terus dibiarkan, ia akan menjadi kronis, dan kalau sudah mencapai puncaknya, maka cukup sulit dicarikan solusinya. kita akan segera beranjak dari lilitan persoalan itu, manakala kita saling bahu-membahu, kita bergandengan tangan, dengan meneriakan satu kata “persatuan ummat”. Dan persatuan ummat ini akan dapat terrealisasi, jika kita memiliki cara pandang yang sama, cara sikap yang sama dalam memandang berbagai persoalan umat. Kita tidak akan pernah keluar dari kungkungan persoalan, manakala semangat kebersamaan tidak pernah kita pupuk dan ditumbuh-suburkan, serta semangat persaudaraan tidak pernah kita bina.
Jika dalam jiwa dan hati kita, tertanam rasa persaudaraan yang di bangun diatas landansan aqidah yang benar. Jika kita memiliki cara pandang yang sama untuk memecahakan batu besar persoalan yang menimpa umat Islam Manggarai Barat. Dan jika kita sudah keluar dari ego pribadi, serta mencoba keluar, dan lari menuju lapangan dengan memekikkan kata “persatuan umat”. Maka, langkah selanjutnya adalah, kita juga harus menyiapkan sumber daya yang mumpuni. Sebab, kalau semangat kebersamaan saja yang kita bangun, sementara kita tidak memiliki kader potensial yang merupakan representative ke-inetelektualan umat, untuk memperjuangkan aspirasi umat, maka perjuangan kita akan pincang dan sudah barang tentu pengorbanan kita untuk menyatukan cara pandang umat Islam akan sia-sia.
Adanya ketimpangan pembangunan yang terjadi didaerah ini, merupakan isyarat belum adanya keterwakilan umat Islam yang benar-benar representative yang mampu mengawal kebijakan agar berpihak kepada kepentingan umat. Sudah saatnya kita berkaca pada realita, sudah saatnya kita merapatkan shaf merapikan barisan guna merumuskan langkah-langkah strategis, dalam rangka mencari solusi yang konstruktif atas berbagai persoalan yang melilit Umat Islam Manggarai Barat. Dan bukankah Allah telah mengisyaratkan kepada kita bahwa persatuan umat adalah kemestian yang harus terus kita jaga. Dan berpegang teguhlah kamu kepada tali Agama Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai (Q.S. al-Imran : 104)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar